Apa Itu Perizinan Lingkungan? Ini yang Wajib Anda Tahu Sebelum Memulai Usaha

Banyak Orang Rencana Bisnisnya Gagal Karena Ini

Banyak orang semangat bikin usaha. Modal ada, rencana matang, bahkan partner bisnis sudah siap. Tapi tahukah Anda? Banyak bisnis akhirnya gagal bukan karena persaingan atau bangkrut, tapi karena tersandung masalah perizinan.

Salah satu yang paling sering diabaikan adalah izin lingkungan. Padahal, kalau tidak diurus, efeknya bisa fatal. Bukan cuma kena denda, izin usaha Anda bisa dicabut sebelum sempat berkembang.

Nah, daripada menyesal di belakang, mending kita bahas tuntas sekarang. Biar usaha Anda aman, legal, dan ramah lingkungan.

Mau usaha Anda legal dan bebas masalah? Kenali apa itu perizinan lingkungan, jenis-jenisnya, dan bagaimana cara mengurusnya. Wajib baca untuk semua pebisnis pemula. 


Perizinan Lingkungan Itu Apa, Sih?

Secara gampangnya, perizinan lingkungan adalah izin resmi dari pemerintah yang menyatakan bahwa usaha Anda tidak merusak lingkungan. Ini bukti kalau usaha Anda punya rencana yang baik untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan aman.

Kalau zaman dulu kita sering dengar istilah Izin Lingkungan, sekarang dikenal sebagai Persetujuan Lingkungan.

Jadi, intinya izin lingkungan = lampu hijau untuk usaha Anda. Kalau nggak ada izin ini, izin usaha lainnya nggak akan keluar.


Kenapa Izin Lingkungan Harus Diurus? Ini Alasannya

Kalau masih bertanya-tanya kenapa harus ribet-ribet ngurus izin lingkungan, coba lihat beberapa alasan berikut:

  1. Agar Usaha Anda Legal Secara Hukum
    Semua izin usaha sekarang terintegrasi lewat OSS-RBA. Kalau ada kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan tapi Anda belum punya izin lingkungan, izin lainnya akan ditolak.

  2. Melindungi Lingkungan Sekitar
    Anda pasti nggak mau kan, bisnis berkembang tapi malah bikin lingkungan tercemar? Izin ini membantu Anda punya rencana pengelolaan limbah yang baik.

  3. Menghindari Masalah di Masa Depan
    Coba bayangkan, baru buka usaha, eh tiba-tiba ditutup karena nggak punya izin. Males banget, kan?

  4. Lebih Dipercaya Investor dan Masyarakat
    Usaha dengan izin lengkap biasanya lebih dipercaya oleh konsumen dan investor. Ini bisa jadi poin plus buat Anda.


3 Jenis Perizinan Lingkungan: Mana yang Cocok untuk Usaha Anda?

Izin lingkungan ada beberapa jenis, tergantung besar kecilnya dampak yang mungkin ditimbulkan usaha Anda:

✅ 1. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

  • Kapan wajib AMDAL? Kalau usaha Anda punya dampak besar terhadap lingkungan.

  • Contoh usaha yang butuh AMDAL: Tambang, pembangunan jalan tol, PLTU, pabrik skala besar.

  • Isi dokumen: Kajian lengkap tentang dampak lingkungan dan cara pengelolaannya.

  • Butuh biaya besar? Iya. Tapi ini penting untuk proyek besar agar tidak berhenti di tengah jalan.

✅ 2. UKL-UPL (Upaya Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan)

  • Untuk usaha berskala menengah.

  • Contoh usaha: Laundry skala besar, bengkel, percetakan, gudang logistik.

  • Isi dokumen: Ringkasan dampak yang mungkin timbul + bagaimana Anda akan mengelolanya.

✅ 3. SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan)

  • Untuk usaha kecil yang dampaknya ringan.

  • Contoh usaha: Toko kelontong, warung makan, laundry rumahan.

  • Prosesnya mudah dan biasanya cukup membuat surat pernyataan sederhana.


Langkah-Langkah Mengurus Perizinan Lingkungan

Agar lebih jelas, berikut panduan praktisnya:

1️⃣ Daftar Akun OSS-RBA (Online Single Submission)
→ Bisa daftar gratis di oss.go.id

2️⃣ Isi Data Kegiatan Usaha Anda
→ Data yang diminta meliputi jenis usaha, lokasi, luas lahan, hingga potensi dampak lingkungan.

3️⃣ Tentukan Jenis Izin (AMDAL / UKL-UPL / SPPL)
→ Sistem OSS akan otomatis memberikan rekomendasi sesuai data yang Anda masukkan.

4️⃣ Susun Dokumen Perizinan
→ Untuk UKL-UPL & AMDAL sebaiknya pakai jasa konsultan agar tidak ditolak.

5️⃣ Unggah Dokumen & Tunggu Verifikasi
→ Setelah semua lengkap, tinggal tunggu persetujuan dari Dinas Lingkungan atau KLHK.

6️⃣ Dapatkan Persetujuan Lingkungan & Lanjutkan Izin Usaha
→ Setelah izin lingkungan keluar, baru bisa lanjut ke pengurusan NIB, izin usaha, dan sebagainya.


Berapa Biaya Mengurus Perizinan Lingkungan?

  • SPPL → Biasanya gratis atau cukup bayar retribusi ringan.

  • UKL-UPL → Mulai dari Rp5 juta – Rp20 juta, tergantung tingkat kesulitan penyusunan dokumen.

  • AMDAL → Bisa mencapai Rp50 juta hingga ratusan juta, tergantung kompleksitas proyek.


Studi Kasus Nyata: Usaha Laundry Tanpa Izin Lingkungan

Biar lebih jelas, mari kita lihat contoh nyata:

Skenario:
Pak Budi buka usaha laundry skala besar di pinggir kota. Awalnya lancar, banyak pelanggan. Tapi lama-lama warga sekitar protes karena air limbahnya mengalir ke selokan tanpa pengolahan. Akhirnya, Dinas Lingkungan datang, dan izin usaha Pak Budi dicabut.

Kalau dari awal Pak Budi punya UKL-UPL lengkap, masalah seperti ini pasti bisa dihindari.


Risiko Kalau Tidak Mengurus Izin Lingkungan

Kalau tetap bandel nggak mau urus izin lingkungan, siap-siap dapat masalah berikut:

🚫 Izin usaha bisa dibekukan atau dicabut.
🚫 Didenda atau kena sanksi administratif.
🚫 Gugatan dari masyarakat atau LSM lingkungan.
🚫 Nama baik bisnis Anda bisa hancur.


5 Tips Agar Pengurusan Izin Lingkungan Lebih Cepat

  1. Lengkapi data sejak awal.

  2. Pakai jasa konsultan berpengalaman.

  3. Aktif komunikasi dengan Dinas Lingkungan.

  4. Gunakan OSS dengan teliti, jangan asal klik.

  5. Buat rencana pengelolaan lingkungan yang realistis, jangan asal copy-paste.


Kenapa Pakai Jasa Profesional Lebih Menguntungkan?

Ngurus izin lingkungan sendiri boleh-boleh aja. Tapi kalau salah sedikit, dokumen bisa ditolak, proses ulang, buang waktu, buang tenaga.

Makanya, banyak pelaku usaha yang lebih memilih pakai jasa konsultan lingkungan profesional seperti tim Omasae. Biar Anda bisa fokus ngurus bisnis, biar kami yang bantu urusan perizinannya.


Jangan Sampai Terlambat Mengurus Izin Lingkungan

Izin lingkungan bukan cuma formalitas. Ini adalah bentuk tanggung jawab Anda sebagai pelaku usaha terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Usaha Anda legal, nyaman, dan aman dari masalah hukum.

Kalau Anda masih bingung atau nggak punya waktu buat ngurusnya sendiri, langsung hubungi tim Omasae. Kami siap bantu dari awal sampai tuntas.

Klik di sini untuk konsultasi GRATIS sekarang juga. ..





    Cara Menyusun Dokumen UKL-UPL yang Efektif: Panduan Lengkap Biar Nggak Ditolak!

    “Katanya ngurus UKL-UPL gampang, tapi kok dokumen saya ditolak mulu, ya?”

    Tenang, Anda nggak sendirian. Banyak pelaku usaha yang bingung dan capek hati saat ngurus dokumen UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan & Upaya Pemantauan Lingkungan).


    Yang bikin makin frustasi, kadang:

    • Sudah bikin dokumen tebal-tebal → tetap aja ada revisi

    • Nggak tahu standar penyusunan → dokumen dianggap nggak sesuai

    • Bingung mulai dari mana → akhirnya nunda terus

    Padahal kalau tahu cara menyusun dokumen UKL-UPL yang efektif, prosesnya bisa lebih cepat, mudah, dan peluang diterimanya jauh lebih besar.

    Di artikel ini, saya akan kupas tuntas:
    ✅ Apa sih sebenarnya UKL-UPL itu?
    ✅ Kenapa banyak dokumen UKL-UPL ditolak?
    ✅ Langkah-langkah menyusun UKL-UPL yang benar
    ✅ Tips biar dokumen Anda langsung ACC
    ✅ Dan pastinya, cara paling cepat kalau nggak mau ribet

    Yuk, kita mulai dari dasar dulu.


    Apa Itu UKL-UPL?

    Sebelum bicara cara menyusun, kita samakan dulu pemahaman soal UKL-UPL.

    UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan & Upaya Pemantauan Lingkungan) adalah dokumen lingkungan hidup yang wajib dimiliki oleh pelaku usaha skala kecil hingga menengah yang kegiatannya berpotensi menimbulkan dampak lingkungan.

    Misalnya:

    • Warung makan skala besar

    • Bengkel motor/mobil

    • Laundry skala besar

    • Toko bangunan

    • Percetakan

    • Industri pengolahan makanan

    • Usaha percetakan

    Kalau usaha Anda nggak berdampak besar ke lingkungan, cukup SPPL (Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup).
    Kalau dampaknya besar → wajib AMDAL.
    Nah, UKL-UPL itu ada di tengah-tengah. Biasanya untuk UMKM skala menengah atau industri kecil.

    UKL-UPL berisi:

    1. Rencana Pengelolaan Lingkungan (UKL) → Langkah yang akan Anda lakukan untuk mencegah atau mengurangi dampak lingkungan.

    2. Rencana Pemantauan Lingkungan (UPL) → Cara Anda memantau apakah usaha Anda berdampak negatif atau tidak.

    Contoh pengelolaan:

    • Limbah cair → diolah dulu sebelum dibuang

    • Limbah padat → disalurkan ke tempat pengelolaan limbah resmi

    • Kebisingan → memasang peredam suara


    Kenapa Banyak Dokumen UKL-UPL Ditolak?

    Ini dia kesalahan klasik yang sering terjadi saat pelaku usaha ngurus UKL-UPL:

    Nggak sesuai dengan kondisi usaha di lapangan
    Data teknis asal copy-paste dari contoh lain
    Nggak ada penjelasan jelas soal pengelolaan dampak
    Dokumen teknisnya nggak lengkap (Rintek/Pertek kalau diperlukan)
    Gak ngerti format yang benar sesuai aturan terbaru

    Akhirnya? Revisi bolak-balik. Waktu habis, tenaga habis, usaha malah ketahan.

    Makanya penting banget tahu cara nyusun yang efektif. Biar nggak buang waktu percuma.


    Langkah-Langkah Menyusun Dokumen UKL-UPL yang Efektif

    Biar nggak bingung, saya akan kasih panduan step by step menyusun UKL-UPL yang efektif:


    1. Pahami Kegiatan Usaha Anda Secara Detail

    Langkah pertama: pahami dulu seluruh aktivitas usaha Anda.

    ✔ Jenis kegiatan → Produksi, jasa, perdagangan, dsb.
    ✔ Luas bangunan → Berapa meter persegi?
    ✔ Jumlah karyawan → Ini berkaitan dengan produksi limbah.
    ✔ Lokasi → Di mana usaha Anda beroperasi? Daerah permukiman? Kawasan industri?

    Semakin jelas data usaha Anda, semakin mudah bikin dokumen UKL-UPL.


    2. Identifikasi Potensi Dampak Lingkungan

    Selanjutnya, pikirkan: dampak apa saja yang mungkin ditimbulkan oleh usaha Anda?

    Misalnya:

    • Limbah cair → dari proses produksi, cuci alat, dapur

    • Limbah padat → sampah sisa bahan produksi

    • Limbah B3 → cat, oli, bahan kimia (kalau ada)

    • Debu dan polusi udara → kalau ada proses pembakaran atau pengolahan bahan

    • Kebisingan → dari mesin produksi

    Kalau udah tahu dampaknya, Anda bisa lanjut ke langkah berikutnya.


    3. Susun Rencana Pengelolaan (UKL)

    Nah, untuk setiap dampak yang muncul, harus ada rencana pengelolaannya. Ini contoh sederhananya:

    Dampak Upaya Pengelolaan
    Limbah cair Dibuatkan bak penampungan, diolah dulu sebelum dibuang
    Limbah padat Dipilah → Diangkut petugas kebersihan atau TPS resmi
    Kebisingan mesin Pasang peredam suara di area produksi

    Ingat, jangan cuma tulis asal. Pastikan realistis dan sesuai kondisi usaha Anda.


    4. Susun Rencana Pemantauan (UPL)

    Ini rencana untuk memantau apakah upaya pengelolaan Anda berhasil atau tidak. Contoh:

    Dampak Cara Pemantauan
    Limbah cair Cek kondisi air limbah secara rutin, dokumentasi hasil pengolahan limbah
    Limbah padat Catat volume sampah yang dihasilkan setiap bulan
    Kebisingan Ukur tingkat kebisingan, terutama jika ada keluhan dari warga sekitar

    5. Siapkan Dokumen Pendukung

    Supaya dokumen UKL-UPL lebih kredibel, jangan lupa lampirkan:

    • Denah lokasi usaha

    • Foto kondisi usaha

    • Surat kepemilikan/izin penggunaan lokasi

    • Rintek (Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3) → Kalau ada limbah B3

    • Pertek (Persetujuan Teknis Baku Mutu Air Limbah) → Kalau ada air limbah yang dibuang


    6. Lengkapi dengan Data Rintek dan Pertek (Jika Dibutuhkan)

    Rintek (Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3): Kalau usaha Anda menghasilkan limbah B3, Anda wajib punya Rintek. Ini berisi bagaimana cara Anda menyimpan limbah B3 sebelum diangkut pihak pengelola resmi.

    Pertek (Persetujuan Teknis Baku Mutu Air Limbah): Kalau usaha Anda menghasilkan air limbah, Pertek wajib ada untuk menunjukkan bahwa limbah yang dibuang sudah sesuai standar.

    Contoh usaha yang wajib Rintek/Pertek:
    Bengkel besar, laundry skala besar, percetakan, usaha dengan proses kimia.

    Kalau bingung ngurus Rintek/Pertek, biar kami yang bantu. Tim Perizinan Omasae udah biasa urus sampai tuntas.

    Lebih Dalam soal Pertek: Jangan Sampai Salah Langkah


    Nah, sekarang kita bahas lebih detail soal Pertek (Persetujuan Teknis Baku Mutu Air Limbah). Ini salah satu syarat penting yang sering terlupakan sama pelaku usaha.
    Padahal kalau Pertek belum keluar → Izin Lingkungan juga bakal terhambat.

    Kenapa Pertek itu penting banget?

    Karena air limbah usaha Anda nggak bisa sembarangan dibuang ke lingkungan. Ada standar yang harus dipenuhi, supaya limbahnya nggak mencemari air tanah, sungai, atau saluran umum.
    Kalau Anda buang limbah tanpa Pertek, itu bisa kena pelanggaran hukum dan bahkan denda administratif. Serem, kan?


    Pertek Itu Apa, Sih?

    Pertek (Persetujuan Teknis Baku Mutu Air Limbah) adalah izin teknis yang menyatakan bahwa:

    1. Jenis air limbah Anda sudah teridentifikasi

    2. Sudah ada pengolahan sebelum dibuang

    3. Hasil olahannya sesuai standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah

    Artinya, limbah cair Anda “aman” untuk lingkungan.

    Pemerintah nggak main-main soal ini. Semua usaha yang menghasilkan air limbah wajib punya Pertek, kecuali usaha kecil yang nggak menghasilkan air limbah proses.


    Contoh Usaha yang Biasanya Wajib Punya Pertek

    1️⃣ Bengkel Besar atau Workshop Otomotif
    ✔ Air limbah dari cuci onderdil, oli bekas, sisa pelumas → Kalau langsung dibuang ke saluran umum → bisa mencemari lingkungan.
    Solusinya → Pasang Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), kemudian urus Pertek.

    2️⃣ Laundry Skala Besar
    ✔ Air limbah dari proses pencucian mengandung deterjen, softener, dan bahan kimia lainnya → Kalau dibiarkan → bisa merusak kualitas air tanah dan sungai.
    Solusinya → Buat sistem IPAL, lalu ajukan Pertek untuk menunjukkan limbahnya sudah sesuai standar.

    3️⃣ Percetakan
    ✔ Proses cetak sering menggunakan tinta berbahan kimia. Air bekas cuci alat cetak mengandung residu kimia → Potensi mencemari air.
    Wajib punya Pertek agar aman membuang air limbah hasil produksi.

    4️⃣ Usaha Proses Kimia Lainnya
    ✔ Misalnya industri kecil sablon, manufaktur bahan kimia rumah tangga, dsb.
    ✔ Karena ada potensi kandungan kimia → wajib ada Pertek sebelum limbahnya dibuang.


    Proses Pengurusan Pertek: Ribet Nggak?

    Ya, cukup teknis. Tapi bukan berarti mustahil.
    ✔ Biasanya perlu data lengkap tentang volume air limbah, jenis limbah, proses pengolahan limbahnya (IPAL), serta hasil uji laboratorium.
    ✔ Kalau dokumen teknis dan hasil uji lengkap → Pertek bisa diproses dalam hitungan minggu.

    Masalahnya, kalau Anda nggak paham teknis → rawan revisi.
    Makanya lebih baik konsultasikan atau gunakan jasa profesional. Di Perizinan Omasae, kami bantu sampai selesai. Mulai dari penyusunan rencana teknis, pengajuan, sampai pendampingan ke dinas terkait.


    Kenapa Harus Ada Pertek Sebelum Mengurus UKL-UPL?

    Karena Pertek adalah syarat teknis untuk pengajuan UKL-UPL.
    Tanpa Pertek → UKL-UPL Anda nggak akan diterima.
    Itu sebabnya harus diurus duluan, biar nanti dokumen UKL-UPL Anda langsung tuntas tanpa bolak-balik revisi.


    Intinya…

    ✔ Kalau usaha Anda menghasilkan air limbah → Wajib punya Pertek.
    ✔ Kalau nggak mau repot → Serahkan ke ahlinya.
    Perizinan Omasae siap bantu Anda urus Pertek → UKL-UPL → Izin Lingkungan → Legalitas usaha beres.

    Urusan limbah jangan dianggap remeh. Legalitas lengkap → Usaha tenang → Bisa berkembang lebih besar.

    Mau mulai sekarang? Hubungi tim kami. Konsultasi gratis! 

    7. Periksa dan Revisi Sebelum Diajukan

    Sebelum dokumen diajukan, cek ulang semua isinya. Pastikan:

    • Tidak ada data yang janggal

    • Tidak ada typo atau kesalahan teknis

    • Semua lampiran lengkap

    Baru deh diajukan ke dinas terkait.


    Tips Biar Dokumen UKL-UPL Anda Gampang ACC

    Gunakan data asli, jangan hasil copy-paste dari usaha lain
    Pahami aturan terbaru tentang penyusunan dokumen lingkungan
    Lengkapi dengan Rintek dan Pertek kalau diperlukan
    Kalau perlu, gunakan jasa konsultan yang paham
    Pastikan data teknis sesuai dengan kondisi lapangan


    Kenapa Perlu Menggunakan Jasa Konsultan?

    Biar nggak buang waktu
    Dokumen lebih cepat diterima
    Proses lebih efisien
    Dampingi sampai tuntas
    Bisa konsultasi kalau ada perubahan atau revisi

    Di Perizinan Omasae, kami spesialis dalam penyusunan dokumen UKL-UPL. Klien kami mulai dari UMKM, bengkel, laundry, percetakan, sampai industri kecil lainnya.


    Studi Kasus: UMKM yang Berhasil Setelah Mengurus UKL-UPL

    Salah satu klien kami punya usaha laundry skala besar. Awalnya izin operasionalnya mentok karena UKL-UPL belum beres. Setelah kami bantu susun dokumen sesuai kondisi nyata usaha mereka, lengkap dengan Pertek untuk limbah cairnya, hasilnya?

    ✅ Izin keluar →
    ✅ Usaha berkembang →
    ✅ Bisa kerja sama dengan hotel dan perusahaan besar di daerahnya.


     Jangan Anggap Remeh UKL-UPL

    Kalau usaha Anda skala menengah → UKL-UPL wajib.
    Kalau ada limbah B3 atau air limbah → Wajib ada Rintek & Pertek.
    Jangan asal buat → Bisa-bisa ditolak.
    Gunakan jasa profesional → Lebih cepat, lebih aman.

    Mau bisnis jalan terus tanpa ribet ngurus dokumen?
    👉 Hubungi Perizinan Omasae sekarang. Konsultasi GRATIS. Urusan izin? Biar kami yang beresin. 




      Kanopi Tahan Angin: Pilihan Tepat untuk Rumah di Daerah Berangin



      Kanopi adalah elemen penting dalam melindungi rumah, baik dari panas matahari, hujan, maupun angin kencang. Di daerah yang sering menghadapi cuaca ekstrem, seperti angin kencang atau badai, memilih kanopi yang tahan angin menjadi prioritas utama. Kanopi yang tepat tidak hanya melindungi rumah tetapi juga memberikan kenyamanan dan keamanan ekstra.

      Artikel ini akan membahas bagaimana memilih kanopi tahan angin, jenis material yang kuat di segala cuaca, serta tips memilih rangka kanopi yang kokoh. Dengan panduan ini, Anda dapat memastikan kanopi rumah Anda mampu bertahan dalam berbagai kondisi cuaca.


      Pentingnya Memilih Kanopi Tahan Angin

      Angin kencang sering kali menjadi ancaman bagi struktur rumah yang kurang kokoh, termasuk kanopi. Jika tidak dipilih dan dipasang dengan benar, kanopi dapat roboh, lepas dari rangka, atau bahkan menjadi bahaya bagi penghuni rumah. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kanopi kuat di segala cuaca menjadi kebutuhan:

      1. Perlindungan Maksimal dari Cuaca Ekstrem

      Kanopi tahan angin mampu memberikan perlindungan optimal bagi area di bawahnya, seperti carport, teras, atau taman. Dengan struktur yang kuat, Anda tidak perlu khawatir kanopi rusak akibat tiupan angin kencang.

      2. Keamanan bagi Penghuni Rumah

      Kanopi yang tidak tahan angin bisa menjadi bahaya, terutama jika materialnya ringan atau pemasangannya tidak sesuai standar. Memilih kanopi dengan desain dan material yang tepat dapat mencegah risiko kecelakaan.

      3. Investasi Jangka Panjang

      Kanopi tahan angin biasanya menggunakan material berkualitas tinggi dan pemasangan profesional, sehingga lebih tahan lama. Meskipun harganya mungkin sedikit lebih mahal, kanopi ini adalah investasi yang menghemat biaya perbaikan di masa depan.


      Jenis Material Kanopi yang Tahan Angin

      Untuk memastikan kanopi rumah Anda kuat di segala cuaca, pemilihan material menjadi kunci utama. Berikut adalah beberapa jenis material yang direkomendasikan:

      1. Kanopi Baja Ringan

      Material baja ringan terkenal karena kekuatannya yang tinggi dan bobotnya yang ringan. Baja ringan juga tahan terhadap korosi, sehingga cocok untuk digunakan di daerah dengan curah hujan tinggi atau angin kencang. Kombinasikan baja ringan dengan material atap yang kokoh seperti polycarbonate untuk hasil terbaik.

      2. Kanopi Besi Galvanis

      Besi galvanis memiliki ketahanan luar biasa terhadap beban angin dan cuaca ekstrem. Dengan perawatan yang baik, material ini dapat bertahan selama bertahun-tahun tanpa mengalami karat atau kerusakan struktural.

      3. Kanopi Polycarbonate

      Polycarbonate adalah material atap yang ringan tetapi sangat kuat. Material ini tahan terhadap tekanan angin, panas, dan hujan, menjadikannya pilihan ideal untuk kanopi tahan angin.

      4. Kanopi Kaca Tempered

      Meskipun terlihat rapuh, kaca tempered sebenarnya memiliki kekuatan yang sangat tinggi dan tahan terhadap angin. Pastikan kaca tempered dipasang pada rangka yang kokoh untuk memberikan perlindungan maksimal.

      5. Kanopi PVC

      Material PVC juga bisa menjadi pilihan untuk kanopi tahan angin, terutama karena sifatnya yang ringan namun fleksibel. Material ini mampu menahan tekanan angin jika dipasang dengan rangka yang kuat.


      Tips Memilih Rangka Kanopi yang Kokoh

      Rangka adalah bagian utama yang menentukan kekuatan dan daya tahan kanopi, terutama terhadap angin kencang. Berikut adalah beberapa tips untuk memilih rangka kanopi yang kuat:

      1. Gunakan Material Berkualitas Tinggi

      Pilih rangka dari bahan baja ringan, besi galvanis, atau aluminium. Material ini memiliki ketahanan yang baik terhadap tekanan angin dan tidak mudah rusak akibat cuaca.

      2. Pilih Desain yang Aerodinamis

      Kanopi dengan desain aerodinamis lebih mampu menahan tekanan angin karena bentuknya meminimalkan hambatan udara. Hindari desain yang terlalu datar karena lebih rentan terkena dorongan angin.

      3. Pastikan Sambungan Kuat

      Sambungan antarbagian rangka harus dipastikan rapat dan kokoh. Gunakan baut atau mur berkualitas tinggi untuk menghindari longgarnya struktur akibat tekanan angin.

      4. Perhatikan Sistem Pondasi

      Rangka kanopi harus dipasang pada pondasi yang kuat, baik itu di dinding rumah maupun di tiang penyangga. Pondasi yang kurang kokoh bisa menyebabkan rangka roboh saat diterpa angin kencang.

      5. Konsultasikan dengan Ahli

      Jasa pemasangan profesional biasanya memiliki pengalaman dalam membuat kanopi tahan angin. Mereka dapat membantu Anda memilih rangka yang sesuai dengan kondisi lingkungan rumah.


      Inspirasi Desain Kanopi Tahan Angin

      Kanopi tahan angin tidak selalu harus terlihat kaku atau monoton. Dengan desain yang tepat, Anda bisa mendapatkan kanopi yang kuat sekaligus estetis. Berikut beberapa inspirasi desain yang dapat Anda pertimbangkan:

      1. Kanopi Minimalis Modern

      Desain minimalis dengan rangka baja ringan atau besi galvanis cocok untuk rumah modern. Padukan dengan atap polycarbonate untuk tampilan yang sederhana namun elegan.

      2. Kanopi Melengkung Aerodinamis

      Bentuk melengkung tidak hanya memberikan tampilan unik tetapi juga lebih tahan terhadap angin. Desain ini cocok untuk carport atau area taman.

      3. Kanopi dengan Tiang Penyangga Tambahan

      Untuk area yang sangat terbuka dan rentan terkena angin, tambahkan tiang penyangga tambahan agar struktur kanopi lebih kokoh.

      4. Kanopi Kaca Transparan

      Kanopi dengan atap kaca tempered memberikan kesan mewah pada rumah. Kombinasikan dengan rangka aluminium untuk kekuatan maksimal.


      Langkah-Langkah Pemasangan Kanopi Tahan Angin

      Untuk mendapatkan kanopi yang benar-benar tahan angin, proses pemasangannya harus dilakukan dengan cermat. Berikut adalah langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh penyedia jasa profesional:

      1. Pengukuran dan Desain
        Tahap ini melibatkan pengukuran area pemasangan dan pembuatan desain kanopi sesuai kebutuhan dan kondisi lingkungan.

      2. Pemilihan Material
        Material dipilih berdasarkan anggaran dan kebutuhan, dengan fokus pada kekuatan dan daya tahan terhadap angin.

      3. Pembuatan Rangka
        Rangka dibuat sesuai desain yang telah disepakati. Proses ini mencakup pemotongan, pengelasan, dan pemasangan sambungan.

      4. Pemasangan Atap
        Atap dipasang dengan menggunakan baut atau pengikat yang kokoh untuk memastikan tidak mudah lepas.

      5. Pemeriksaan dan Finishing
        Setelah pemasangan selesai, dilakukan pemeriksaan untuk memastikan semua bagian terpasang dengan baik. Tahap finishing dilakukan untuk memberikan hasil akhir yang rapi dan estetis.


      Keuntungan Menggunakan Jasa Pemasangan Profesional

      Memasang kanopi tahan angin memerlukan keahlian khusus untuk memastikan struktur aman dan tahan lama. Berikut adalah keuntungan menggunakan jasa pemasangan profesional:

      • Hasil pekerjaan lebih rapi dan kuat.
      • Konsultasi desain dan material yang sesuai dengan kebutuhan rumah Anda.
      • Proses pemasangan lebih cepat dan efisien.
      • Dilengkapi dengan garansi untuk memberikan rasa tenang jika terjadi masalah di kemudian hari.

      Kesimpulan

      Memilih kanopi tahan angin adalah langkah bijak untuk melindungi rumah Anda dari cuaca ekstrem, terutama di daerah yang sering mengalami angin kencang. Dengan material yang kuat seperti baja ringan, besi galvanis, atau polycarbonate, serta rangka yang kokoh, Anda dapat memastikan kanopi bertahan lama dan aman.

      Jangan lupa untuk menggunakan jasa pemasangan profesional agar hasilnya maksimal dan sesuai harapan. Dengan memilih kanopi yang tepat, rumah Anda tidak hanya terlindungi tetapi juga terlihat lebih indah dan modern.

      ..




        Kanopi minimalis


         

        Kanopi Minimalis: Pilihan Tepat untuk Rumah Modern

        Kanopi minimalis kini menjadi tren yang semakin diminati oleh banyak pemilik rumah, terutama mereka yang menginginkan perlindungan sekaligus estetika untuk hunian mereka. Diana, seorang pemilik rumah baru, adalah salah satu dari mereka yang menemukan bahwa kanopi minimalis tidak hanya berfungsi sebagai pelindung, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi rumahnya.


        Di pagi yang cerah, Diana berdiri di depan rumah mungilnya. Rumah ini adalah hasil kerja keras bertahun-tahun, dan hampir sempurna. Namun, ada satu hal yang mengganjal pikirannya: teras depan rumahnya yang kosong. Ketika hujan turun, air mudah masuk ke lantai keramik. Di siang hari, panas matahari menyilaukan siapa pun yang mencoba duduk di teras.

        “Aku butuh kanopi minimalis,” gumamnya sambil memandangi halaman depan.

        Kanopi minimalis memang menjadi solusi yang sempurna untuk masalah ini. Dengan desain yang sederhana namun elegan, kanopi jenis ini cocok untuk rumah-rumah modern. Diana memutuskan untuk mencari referensi lebih jauh. Ia membuka laptopnya dan mengetik kata kunci, "kanopi minimalis terbaru."

        Layar laptopnya menampilkan banyak sekali pilihan. Beberapa kanopi terlihat sederhana, dengan garis-garis lurus dan warna netral seperti hitam atau putih. Sementara itu, ada juga kanopi dengan sentuhan mewah, memadukan material kaca, baja ringan, dan kayu.

        "Ini dia yang aku cari," pikir Diana sambil mengklik desain favoritnya: sebuah kanopi minimalis dengan rangka aluminium hitam dan atap kaca transparan. Desain ini terlihat sangat cocok dengan konsep rumahnya yang modern.


        Diana segera menghubungi penyedia jasa pemasangan kanopi. Pak Rian, salah satu penyedia yang berpengalaman, menjawab teleponnya dengan ramah.

        “Kami punya banyak pilihan kanopi minimalis, Bu Diana. Kalau boleh tahu, seperti apa konsep rumah Ibu?” tanya Pak Rian.

        Diana menjelaskan bahwa ia menginginkan kanopi yang sederhana namun tetap elegan, sesuai dengan gaya rumahnya yang modern. Pak Rian merekomendasikan penggunaan rangka aluminium dengan atap kaca laminasi. Material ini tidak hanya kuat, tetapi juga memberikan tampilan yang sangat menarik.

        “Desain ini sangat populer untuk rumah minimalis, Bu. Selain tahan lama, atap kaca laminasi juga aman karena jika pecah, serpihannya tidak berbahaya,” jelas Pak Rian.

        Diana menyetujui rekomendasi tersebut dan mengatur jadwal pemasangan.


        Pemasangan kanopi minimalis pun dimulai. Suara mesin bor dan palu memenuhi halaman depan rumah Diana. Dalam waktu sehari, kanopi baru itu selesai dipasang. Hasilnya melebihi ekspektasi Diana. Rangka hitam aluminium kontras dengan dinding putih rumahnya, sementara atap kacanya memantulkan langit biru yang cerah.

        “Sesuai harapan, Bu?” tanya Pak Rian.

        “Lebih dari yang saya bayangkan. Terima kasih, Pak Rian,” jawab Diana dengan senyuman puas.

        Hari-hari berikutnya, kanopi minimalis ini menjadi bagian favorit dari rumah Diana. Selain memberikan perlindungan dari hujan dan panas, kanopi ini juga mempercantik rumahnya. Tetangga Diana, Bu Lina, bahkan datang berkunjung dan memuji pilihan kanopinya.

        “Diana, kanopi ini membuat rumahmu terlihat lebih cantik. Aku jadi ingin memasang kanopi juga,” kata Bu Lina sambil tertawa.

        Diana hanya tersenyum. Ia tahu bahwa keputusannya untuk memasang kanopi minimalis adalah langkah yang tepat.


        Manfaat Kanopi Minimalis

        Kanopi minimalis tidak hanya menjadi pelindung dari cuaca ekstrem, tetapi juga memiliki banyak manfaat lain:

        1. Estetika yang Elegan Dengan desain yang sederhana dan modern, kanopi minimalis dapat meningkatkan tampilan rumah. Rangka yang ramping dan material berkualitas seperti aluminium dan kaca memberikan kesan mewah.

        2. Perlindungan Optimal Kanopi minimalis melindungi teras dari hujan dan panas matahari, sehingga area depan rumah tetap nyaman digunakan.

        3. Tahan Lama Material seperti aluminium dan kaca laminasi dikenal tahan lama dan tidak memerlukan perawatan yang rumit.

        4. Fleksibel untuk Berbagai Gaya Rumah Kanopi minimalis cocok untuk berbagai konsep rumah, mulai dari modern, industrial, hingga skandinavia.


        Diana mulai menyadari manfaat lain dari kanopinya setelah beberapa bulan. Di musim hujan, ia tidak perlu lagi khawatir lantai terasnya basah. Di siang hari, bayangan dari kanopi memberikan kesejukan tanpa menghalangi cahaya alami masuk ke rumah. Bahkan, ia memasang lampu gantung kecil di bawah kanopi untuk menciptakan suasana yang hangat di malam hari.

        Kanopi minimalis ini juga menjadi saksi momen-momen indah dalam hidup Diana. Misalnya, saat ia mengadakan pesta kecil dengan teman-temannya, atau ketika keponakannya bermain hujan-hujanan sambil berlindung di bawah kanopi.

        “Aku tidak pernah menyangka, sesuatu yang sederhana seperti kanopi minimalis bisa memberikan banyak kebahagiaan,” pikir Diana sambil memandangi hujan yang turun perlahan di sore hari.


        Kanopi minimalis bukan sekadar tambahan untuk rumah. Bagi Diana, kanopi ini adalah simbol kenyamanan dan kebahagiaan yang ia temukan di rumah barunya. Jika Anda sedang mencari cara untuk melindungi sekaligus mempercantik rumah Anda, kanopi minimalis bisa menjadi pilihan terbaik. Dengan desain yang modern, material berkualitas, dan manfaat yang beragam, kanopi minimalis adalah investasi yang akan membuat rumah Anda semakin istimewa.

        DAFTAR ISI untuk BUDIDAYA IKAN

        DAFTAR ISI untuk BUDIDAYA IKAN

        JILID 1
        KATA PENGANTAR
        DAFTAR ISI
        SINOPSIS
        PETA KOMPETENSI
        BAB I PENDAHULUAN 
        BAB II WADAH BUDIDAYA IKAN 
        2.1. JENIS-JENIS WADAH BUDIDAYA IKAN 
        2.2. KONSTRUKSI WADAH BUDIDAYA
        2.3. PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA
        BAB III MEDIA BUDIDAYA IKAN 
        3.1. SUMBER AIR 
        3.2. PARAMETER KUALITAS AIR
        3.3. PENGUKURAN KUALITAS AIR BUDIDAYA IKAN 
        BAB IV. PENGEMBANGBIAKAN IKAN
        4.1. SELEKSI INDUK
        4.2. TEKNIK PEMIJAHAN IKAN
        4.3 PENETASAN TELUR
        4. 4. PEMELIHARAAN LARVA DAN BENIH IKAN
        4.5. PEMBESARAN IKAN
        4.6. PEMANENAN

        JILID 2
        BAB V. NUTRISI IKAN 
        5.1. ENERGI
        5.2. PROTEIN
        5.3. KARBOHIDRAT
        5.4. LIPID
        5.5. VITAMIN 
        5.6. MINERAL
        BAB VI. TEKNOLOGI PAKAN BUATAN 
        6.1. JENIS-JENIS BAHAN BAKU 
        6.2. PENYUSUNAN FORMULASI PAKAN
        6.3 PROSEDUR PEMBUATAN PAKAN
        6.4. UJI COBA PAKAN IKAN
        6.5. MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN
        6.6 PAKAN DAN KUALITAS AIR
        BAB VII. TEKNOLOGI PRODUKSI PAKAN ALAMI 
        7.1. JENIS-JENIS PAKAN ALAMI 
        7.2. BUDIDAYA PHYTOPLANKTON
        7.3. BUDIDAYA ZOOPLANKTON 
        7.4. BUDIDAYA BENTHOS 
        7.5. BIOENKAPSULASI

        JILID 3
        BAB VIII. HAMA DAN PENYAKIT IKAN
        8.1. JENIS-JENIS HAMA DAN PENYAKIT
        8.2. PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN
        8.3. GEJALA SERANGAN PENYAKIT 
        8.4. PENGOBATAN PENYAKIT IKAN
        BAB. IX. PEMASARAN 
        9.1. PENGERTIAN PEMASARAN
        9.2. CIRI-CIRI PEMASARAN HASIL PERIKANAN
        9.3. PERENCANAAN DAN TARGET PENJUALAN 
        9.4. ESTIMASI HARGA JUAL
        9.5. SISTEM PENJUALAN 
        9.6. STRATEGI PROMOSI 
        BAB. X. ANALISA KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA IKAN
        10.1. PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN 
        10.2. NET PRESENT VALUE (NPV) 
        10.3. NET BENEFIT COST RATIO (NBC RATIO). 
        10.4. INTERNAL RATE OF RETURN (IRR) 
        10.5. ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) 
        10.6. APLIKASI ANALISA USAHA 
        BAB. XI. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
        11.1. PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)487
        11.2. PENERAPAN KAIDAH K3 PADA DUNIA USAHA PERIKANAN BUDIDAYA 
        LAMPIRAN A DAFTAR PUSTAKA
        LAMPIRAN B GLOSARIUM


        DAFTAR ISI untuk BUDIDAYA IKAN
        DAFTAR PUSTAKA untuk BUDIDAYA IKAN
        GLOSARI untuk BUDIDAYA IKAN
        DAFTAR GAMBAR untuk BUDIDAYA IKAN
        DAFTAR TABEL untuk BUDIDAYA IKAN
        Selengkapnya tentang Budidaya Ikan klik disini

        GLOSARI untuk BUDIDAYA IKAN


        Adenohipofisa : salah satu bagian dari kelenjar hipofisa yang mengandung sel-sel pensekresi hormon prolaktin, hormon Adrenocorticotropic (ACTH), hormon pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan (STHSomatotropin) dan Gonadotropin. Pars intermedia mensekresi hormon pelepas melanosit (Melanocyte Stimulating Hormone).
        Adaptasi : Masa penyesuaian suatu organisme dalam lingkungan baru.
        Aerasi : Pemberian udara ke dalam air untuk penambahan oksigen
        Akrosom : Organel penghujung pada kepala spema yang dikeluarkan yang berfungsi membantu sperma menembus sel telur.
        Aksi gen aditif : aksi gen yang mana fenotipe heterosigot merupakan intermedit antara kedua fenotipe homosigot, kedua alel tidak memperlihatkan dominansi, keduanya memberikan konstribusi yang seimbang dalam menghasilkan suatu fenotipe
        Aklimatisasi : Penyesuaian fisiologis terhadap perubahan salah satu faktor lingkungan
        Albinisme : kondisi genetik yang tidak sempurna yang menyebabkan organisme tidak membentuk pigmen
        Alel : Bentuk alternatif suatu gen
        Alel dominan : Alel yang diekspresikan secara penuh dalam fenotipe itu
        Alel resesif : Alel yang pemunculan fenotipenya ditutupi secara sempurna
        Aldehida : Molekul organik dengan gugus karbonil yang terletak pada ujung kerangka karbon
        Anabolisme : Pembentukan zat organik kompleks dari yang sederhana, asimilasi zat makanan oleh organisme untuk membangun atau memulihkan jaringan dan bagian-bagian hidup lainnya.
        Anadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan dilaut dan bermigrasi ke air tawar untuk memijah.
        Anafase : Tahap mitosis dan meiosis yang mengikuti metafase ketika separuh kromosom atau kromosom homolog memisah dan bergerak ke arah kutub gelendong.
        Androgen : Hormon steroid jantan utama, misalnya testoteron
        Androgenesis : Proses penjantanan
        Antibiotik : Bahan kimiawi yang membunuh bakteri atau menghambat pertumbuhannya.
        Antibodi : Imunoglobin pengikat antigen yang dihasilkan oleh sel limfosit B, berfungsi sebagai efektor dalam suatu respon imun.
        Antigen : Makromolekul asing yang bukan merupakan bagian dari organisme inang dan yang memicu munculnya respon imun.
        Asam amino : Molekul organik yang memiliki gugus karboksil maupun gugus amino. Asam amino berfungsi sebagai monomer protein.
        Asam deoksiribonukleat : Suatu molekul asam nukleat berbentuk heliks dan beruntai ganda yang mampu bereplikasi dan menentukan struktur protein sel yang diwariskan.
        Asam lemak (fatty acid) : Asam karboksilik dengan rantai karbon panjang. Asam lemak bervariasi panjang dan jumlah dan lokasi ikatan gandanya, tiga asam lemak berikatan dengan satu molekul gliserol akan membentuk lemak.
        Asam lemak jenuh (Saturated fatty acid) : Asam lemak dimana semua karbon dalam ekor hidrokarbonnya dihubungkan oleh ikatan tunggal, sehingga memaksimumkan jumlah atom hidrogen yang dapat berikatan dengan kerangka karbon.
        Asam lemak tak jenuh (Unsaturated fatty acid) : Asam lemak yang memiliki satu atau lebih ikatan ganda antara karbon-karbon dalam ekor hidrokarbon. Ikatan seperti itu mengurangi jumlah atom hidrogen yang terikat ke kerangka karbon.
        Asam nukleat : Suatu polimer yang terdiri atas banyak monomer nukleotida, yang berfungsi sebagai cetak biru untuk protein dan melalui kerja protein, untuk semua aktivitas seluler. Ada dua jenis yaitu DNA dan RNA.
        Asam amino essensial : Asam amino yang tidak dapat disintesis sendiri oleh tubuh hewan sehingga harus tersedia dalam makanan.
        Aseksual : Perkembangbiakan tidak melalui perkawinan
        Autosom : Kromosom yang secara tidak langsung terlibat dalam penentuan jenis kelamin, sebagai kebalikan dari kromosom seks.
        Auksospora : Sel-sel yang besar berasal dari perkembangbiakan zigot baru
        Backross : Bentuk perkawinan yang sering digunakan dalam pemuliaan yaitu mengawinkan kembali antara anak dan orangtuanya yang sama untuk beberapa generasi.
        Basofil : Bersifat menyerap basa.
        Benthos : Organisme yang hidup di dasar perairan
        Blastomer : Sel-sel anak yang dihasilkan selama pembelahan zygot.
        Blastula : Rongga yang terbentuk selama fase pembelahan zigot.
        Blastulasi : Proses pembentukan blastula
        Biomassa : Bobot kering bahan organik yang terdiri atas sekelompok organisme di dalam suatu habitat tertentu atau bobot seluruh bahan organik pada satuan luas dalam suatu waktu tertentu.
        Budidaya : Usaha yang bermanfaat dan memberi hasil, suatu sistem yang digunakan untuk memproduksi sesuatu dibawah kondisi buatan.
        Closed Breeding : Perkawinan yang dekat sekali kaitan keluarganya, misalnya antara anak dan tetua atau antara antar saudara sekandung.
        Cyste : Fase dorman dari crustacea karena kondisi lingkungan yang tidak sesuai
        Dekomposer : Fungi dan bakteri saprotropik yang menyerap nutrien dari materi organik yang tidak hidup seperti bangkai, materi tumbuhan yang telah jatuh dan buangan organisme hidup dan mengubahnya menjadi bentuk anorganik.
        Densitas : Jumlah individu persatuan luas atau volume atau masa persatuan volume yang biasanya dihitung dalam gram/cm3 atau jumlah sel/ml.
        Deoksiribosa : Komponen gula pada DNA, yang gugus hidroksilnya kurang satu dibandingkan dengan ribosa, komponen gula pada RNA
        Detritus : Materi organik yang telah mati atau hancuran bahan organik yang berasal dari proses penguraian secara biologis.
        Disipon : Membersihkan badan air dengan mengeluarkan kotoran bersama sebagian jumlah air.
        Disucihamakan : Disterilkan dari jasad pengganggu.
        Dorsal : Bagian punggung
        Diagnosis : Proses pemeriksaan terhadap suatu hal
        Diferensiasi gonad : Proses penentuan kelamin dengan pernyataan fenotipe melalui perkembangan alat kelamin dan ciri-ciri kelamin.
        Diploid : Keadaan perangkat kromosom bila setiap kromosomnya diwakili dua kali (2n)
        Diploidisasi : Penggandaan jumlah kromosom pada sel-sel haploid
        Donor : Pemberi sumbangan
        Dormant : Telur yang dibuahi dan merupakan dinding tebal dan jika menetas menjadi betina amiktik.
        Ekspresi gen : Pengejewantahan bahan genetik pada suatu makhluk hidup sebagai keseluruhan jumlah tabiat yang khas.
        Elektroforesis gel : Pemisahan asam nukleat atau protein berdasarkan ukuran dengan cara mengukur laju pergerakkannya melalui suatu medan listrik dalam suatu gel. dan muatan listriknya,
        Embriogenesis : Proses perkembangan embrio
        Endokrin : Kelenjar/sel yang menghasilkan hormon
        Enzim : Molekul protein komplek yang dihasilkan oleh sel dan bekerja sebagai katalisator dalam berbagai proses kimia didalam tubuh makhluk hidup.
        Enzim restriksi : Enzim yang digunakan untuk memotong fragmen DNA yang memiliki sekuen tertentu.
        Estrogen : Hormon seks steroid betina yang utama.
        Eukaryot : Makhluk yang sel-selnya mengandung inti sejati yang diselimuti selaput inti, mengalami meiosis, membelah dengan mitosis dan enzim oksidatifnya dikemas dalam mitokondria.
        Fekunditas : Jumlah sel telur yang dihasilkan oleh seekor hewan betina pertahun atau persatuan berat hewan.
        Feminisasi : Proses pembetinaan
        Fenotipe : Ciri fisik dan fisiologis pada suatu organisme atau sifat yang terlihat pada makhluk hidup yang dihasilkan oleh genotipe bersama-sama dengan faktor lingkungan.
        Feromon : Sinyal kimiawi atsiri dan kecil yang berfungsi dalam komunikasi diantara hewan-hewan dan bertindak sangat mirip dengan hormon dalam mempengaruhi fisiologi dan tingkah laku.
        Fertilisasi : Penyatuan gamet haploid untuk menghasilkan suatu zigot diploid.
        Flagella : Tonjolan berbentuk cambuk pada salah satu sel untuk alat gerak.
        Fotosintesis : Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimiawi yang disimpan dalam glukosa atau senyawa organik lainnya.
        Galur : Pengelompokkan anggota-anggota jenis yang hanya memiliki satu atau sejumput ciri, biasanya bersifat homozigot dan dipertahankan untuk keperluan percobaan genetika.
        Gamet : Sel sperma atau telur haploid, gamet menyatu selama reproduksi seksual untuk menghasilkan suatu zigot diploid.
        Gastrula : Tahapan pembentukan embrio berlapis dua dan berbentuk piala.
        Gastrulasi : Proses pembentukan gastrula dari blastula atau proses pembentukan tiga daun kecambah ektoderm, mesoderm dan endoderm.
        Gelendong : Kumpulan mikrotubula yang menyelaraskan pergerakan kromosom selama pembelahan eukariotik.
        Gen : Bagian kromosom yang mengatur sifat-sifat keturunan tertentu atau satuan informasi yang terdiri atas suatu urutan nukleotida spesifik dalam DNA.
        Generasi F1 : Turunan pertama atau turunan hibrid dalam fertilisasi-silang genetik.
        Generasi F2 : Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan generasi hibrid F1.
        Genom : Komplemen lengkap gen-gen suatu organisme, materi genetik suatu organisme.
        Genotipe : Kandungan genetik suatu organisme.
        Ginogenesis : Proses perkembangan embrio yang berasal dari telur tanpa kontribusi material genetik jantan
        Gonad : Organ seks jantan dan betina, organ penghasil gamet pada sebagian besar hewan.
        Gonadotropin : Hormon yang merangsang aktivitas testes dan ovarium.
        Haploid : Memiliki jumlah kromosom yang khas untuk gamet makhluknya.
        Heritabilitas : Keragaman fenotipe yang diakibatkan oleh aksi genotipe atau menggambarkan tentang persentase keragaman fenotipe yang diwariskan dari induk kepada keturunannya. Dinotasikan dengan huruf h2 dengan nilai berkisar antara 0 – 1.
        Hermaphrodit : Individu yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina.
        Heliks ganda : Bentuk DNA asli
        Haemoglobin : Protein mengandung besi dalam sel darah merah yang berikatan secara reversibel dengan oksigen.
        Herbivora : Hewan heterotropik yang memakan tumbuhan.
        Heterozigot : Mempunyai dua alel yang berbeda untuk suatu sifat genetik tertentu.
        Heterosis : Suatu ukuran untuk menilai keunggulan dan ketidakunggulan hibrid
        Hibrid : Turunan dari tetua yang secara genetik sangat berbeda, bahkan mungkin berlainan jenis atau marga.
        Hibridisasi : Perkawinan antara individu yang berbeda atau persilangan.
        Hipofisasi : Salah satu teknik dalam pengembangbiakan ikan dengan cara menyuntikkan ekstrak kelenjar hipofisa kepada induk ikan untuk mempercepat tingkat kematangan gonad.
        Hipotalamus : Bagian ventral otak depan vertebrata, yang berfungsi dalam mempertahankan homeostasis, khususnya dalam mengkoordinasikan sistem endokrin dengan sistem saraf.
        Histon : Protein kecil dengan porsi besar yang terdiri dari asam amino bermuatan positif yang berikatan dengan DNA bermuatan negatif dan berperan penting dalam struktur kromatinnya.
        Homeostasis : Kondisi fisiologis yang mantap dalam tubuh.
        Homozigot : Mempunyai dua alel yang identik untuk suatu sifat tertentu.
        Hormon : Bahan kimia pembawa sinyal yang dibentuk dalam sel-sel khusus pada kelenjar endokrin. Hormon disekresikan ke dalam darah kemudian disalurkan ke organ-organ yang menjalankan fungsi-fungsi regulasi tertentu secara fisiologik dan biokimia.
        Ikan transgenik : Ikan yang memiliki DNA asing didalam tubuhnya
        Inaktivasi sperma : Menonaktifkan sperma
        Inbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang sekerabat yaitu berasal dari jantan dan betina yang sama.
        Infeksi Retroviral : Salah satu metode transfer gen. Metode ini menggunakan gen-gen heterogen yang dimasukkan ke dalam genome virus dan dapat dipindahkan kepada inang yang terinfeksi virus tersebut.
        Inkubasi : Masa penyimpanan
        Interfase : Fase dimana tidak ada perubahan pada inti sel, waktu istirahat.
        Karakter kuantitatif : Suatu ciri yang dapat diturunkan dalam suatu populasi yang bervariasi secara kontinu sebagai akibat pengaruh lingkungan dan pengaruh tambahan dua atau lebih gen.
        Kariotipe : Metode pengorganisasian kromosom suatu sel dalam kaitannya dengan jumlah, ukuran dan jenis.
        Katadromus : Ikan-ikan yang sebagian besar hidupnya dihabiskan di perairan tawar dan bermigrasi ke laut untuk memijah.
        Kelenjar hipofisa : Kelenjar kecil dibagian otak bawah yang menghasilkan berbagai macam hormon yang dibutuhkan pada makhluk hidup .
        Kromosom : Struktur pembawa gen yang mirip benang yang terdapat di dalam nukleus.
        Kopulasi : Proses perkawinan
        Kista : Suatu stadia istirahat pada hewan cladosera atau crustacea tingkat rendah.
        Larva : Organisme yang belum dewasa yang baru keluar dari telur atau stadia setelah telur menetas.
        Larutan hipoklorit : Larutan yang mengandung HClO
        Lokus : Tempat khusus disepanjang kromosom tertentu dimana gen tertentu berada.
        Maskul;inisasi : Penjantanan.
        Meiosis : Tipe pembelahan sel dan nukleous ketika jumlah kromosom direduksi dari diploid ke haploid.
        Metasentrik : Kromosom yang sentromernya terletak ditengah-tengah.
        Metafase : Tahapan mitosis dan meiosis ketika kromosom mencapai keseimbangan posisi pada bidang ekuator.
        Metamormofose : Perubahan bentuk organisme dalam daur hidup
        Mikropil : Lubang kecil pada telur tempat masuknya sperma.
        Mikroinjeksi : Metode yang digunakan dalam mengintroduksi DNA asing ke dalam pronukleus atau sitoplasma telur yang telah terbuahi. DNA asing disuntikkan pada saat fase 1-2 sel.
        Mitosis : Proses pembelahan nukleus pada sel eukariotik yang secara konvensional dibagi menjadi lima tahapan : profase, prometafase, metafase, anafase, dan telofase. Mitosis mempertahankan jumlah kromosom dengan cara mengalokasikan kromosom yang direplikasikan secara sama ke masing-masing nukleus anak.
        Morula : Sekelompok sel anak (blastomer) yang terbentuk selama fase pembelahan zygot.
        Nauplii : Bentuk stadia setelah menetas pada crustacea atau copepoda.
        Neurohipofisa : Bagian dari kelenjar hipofisa, terdiri dari pars nervosa yang berfungsi mensekresi Oxytoxin, Arginin Vasotocin dan Isotocin
        Omnivore : Organisme pemakan segala
        Ovarium : Kelenjar kelamin betina yang menghasilkan ovum.
        Ovipar : Berkembangbiak dengan menghasilkan telur.
        Ovivipar : Berkembangbiak dengan menghasilkan telur tetapi telur tersebut menetas dalam  tubuh induknya.
        Outbreeding : Perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat (berbeda induknya), asih dalam satu varietas atau beda varietas.
        Ovulasi : Proses terlepasnya sel telur dari folikel.
        Partenogenesis : Perkembangbiakan telur menjadi individu baru tanpa pembuahan telur dan menghasilkan telur diploid.
        Pemijahan : Proses peletakan telur atau perkawinan
        Pigmen : Zat warna tubuh
        Plasmid : Molekul DNA sirkular yang bereplikasi pada sel-sel bakteri secara independent.
        Polar body : Sel telur hasil pembelahan meiosis yang tidak memiliki sitoplasma.
        Profase : Tahap pertama meiosis dan mitosis ketika kromosom mulai jelas terlihat.
        Progeni : Keturunan yang berasal dari sumber yang sama, anak cucu
        Poliploidisasi : Proses pergantian kromosom dimana individu yang dihasilkan mempunyai lebih dari dua set kromosom.
        Reproduksi : Proses perkembangbiakan baik secara aseksual maupun seksual.
        Seleksi : Pemisahan populasi dasar yang digunakan ke dalam kedua kelompok, yaitu kelompok terpilih dan kelompok yang harus terbuang.
        Sentromer : Bagian kromosom yang terletak pada titik ekuator kumparan pada metafase, tempat melekat benang penarik gelendong, posisi sentromer menentukan bentuk kromosom.
        Seks reversal : Proses pembalikan kelamin dengan menggunakan metode tertentu.
        Spermatogenesis : Proses perkembangan spermatogonium menjadi spermatis
        Spermatogonium : Sel-sel kecambah untuk membentuk sperma
        Spermatozoa : Sel gamet jantan dengan inti haploid yang ememiliki bentuk berekor.
        Spermiasi : Proses dimana spermatozoa dilepaskan dari cyste dan masuk kedalam lumen.
        Spermiogenesis : Proses metamorfosa spermatid menjadi spermatozoa
        Submetacentrik : Sentromer terletak pada ujung kromosom yang memiliki dua lengan yang tidak sama panjangnya.
        Subtelocentrik : Sentromer juga terletak pada ujung kromosom namun masih jelas terlihat adanya lengan pendek.
        Spektrofotometer : Suatu instrumen yang mengukur porsi dari cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda yang diserap dan dihantarkan oleh suatu larutan berpigmen.
        Telofase : Tahap akhir dari mitosis atau meiosis ketika pembagian sitoplasma dan penyusunan inti selesai.
        Testis : Gonad yang berperan menghasilkan sperma
        Tetraploid : Individu yang mempunyai empat perangkat kromosom haploid pada nukleusnya.
        Triploid : Individu yang mempunyai tiga perangkat kromosom haploid pada nukleusnya.
        Triploidisasi : Proses pembuatan organisme triploid dengan menggunakan kejutan suhu untuk menahan polar body II atau menahan pembelahan mitosis awal.
        Vitellogenesis : Proses deposisi kuning telur, dicirikan oleh bertambah banyaknya volume sitoplasma yang berasal dari vitelogenin eksogen yang membentuk kuning telur.
        Zygot : Sel diploid sebagai hasil perpaduan gamet jantan dan gamet betina haploid.
        ..
        DAFTAR ISI untuk BUDIDAYA IKAN
        DAFTAR PUSTAKA untuk BUDIDAYA IKAN
        GLOSARI untuk BUDIDAYA IKAN
        DAFTAR GAMBAR untuk BUDIDAYA IKAN
        DAFTAR TABEL untuk BUDIDAYA IKAN
        Selengkapnya tentang Budidaya Ikan klik disini

        DAFTAR GAMBAR untuk BUDIDAYA IKAN

        No. Judul Halaman
        1.1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
        1.2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
        1.3. Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)
        1.4. Udang galah (Macrobrachium rosenbergii)
        1.5. Ikan Patin (Pangasius hiphothalamus)
        1.6. Ikan Bawal (Colosoma brachyponum)
        1.7. Ikan Tawes (Puntius gonionotus)
        1.8. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
        1.9. Ikan Sepat (Trichogaster pectolaris)
        1.10. Ikan Kowan (Ctenopharyngodon idella)
        1.11. Ikan Lele (Clarias sp)
        1.12. Ikan Sidat (Anguilla sp)
        1.13. Udang vanamei (Penaeus vannamei)
        1.14. Ikan Bandeng (Chanos chanos)
        1.15. Kerapu Merah (Plectopomus maculates)
        1.16. Ikan Kakap putih (Lates calcarifer)
        1.17. Ikan Kerapu (Chromileptes altivelis)
        1.18. Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata)
        1.19. Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus)
        1.20. Ikan Beronang (Siganus gutatus)
        2.1 Kolam tanah
        2.2 Kolam semiintensif
        2.3 Kolam intensif
        2.4 Kolam Pemijahan
        2.5 Kolam Penetasan
        2.6 Kolam Pemeliharaan
        2.7 Kolam Pemberokan
        2.8 Bak beton
        2.9 Bak Fiber
        2.10 Bak Plastik
        2.11 Akuarium Kelompok
        2.12 Akuarium sejenis
        2.13 Akuarium Tanaman
        2.14 Kolam jaring terapung tampak atas
        2.15 Kolam jaring terapung tampak depan
        2.16 Bentuk pematang trapesium sama kaki
        2.17 Bentuk pematang trapesium tidak sama kaki
        2.18 Kemiringan dasar kolam
        2.19 Saluran tengah atau kemalir
        2.20 Pintu pemasukan dan pengeluaran air di tengah
        2.21 Pintu pemasukan dan pengeluaran air di sudut
        2.22 Pintu pemasukan dan pengeluaran air bentuk L
        2.23 Pintu pemasukan dan pengeluaran air system monik
        2.24 Pemasukan dan pengeluaran air pipa paralon
        2.25 Meletakkan lembaran kaca
        2.26 Mengukur kaca
        2.27 Memotong kaca
        2.28 Menghaluskan bagian pinggir kaca
        2.29 Lem silicon dan alat tembak lem
        2.30 Penggunaan alat tembak lem
        2.31 Lakban pada kaca
        2.32 Mengeringkan akuarium
        2.33 Kerangka jarring apung
        2.34 Pelampung drum besi
        2.35 Jangkar
        2.36 Pola jarring
        2.37 Pengeringan dasar kolam
        2.38 Mengairi kolam
        2.39 Sanitasi bak budidaya
        3.1 Termometer
        3.2 Secchi disk
        3.3 Salinometer
        3.4 Refraktometer
        3.5 Flow meter
        3.6 DO meter
        3.7 pH meter
        3.8 Kerta Lakmus
        3.9 Planktonnet
        3.10 Haemocytometer
        3.11 Ekman Dredge
        3.12 Spektrofotometer
        4.1 Diagram skematik perkawinan dua tipe linebreeding
        4.2 Induk ikan lele betina dan genital papilla
        4.3 Induk ikan lele jantan dan genital papilla
        4.4 Induk ikan mas betina dan genital papilla
        4.5 Induk ikan mas jantan dan genital papilla
        4.6 Induk ikan nila
        4.7 Induk ikan patin jantan dan betina
        4.8 Kanulasi induk ikan patin
        4.9 Skema pengaturan sekresi hormone
        4.10 Letak dan jenis kelenjar endokrin ikan dari arah depan
        4.11 Mekanisme hormone steroid
        4.12 Representasi diagram pada penempang sagital otak
        4.13 Pengambilan kelenjar hipofisa
        4.14 Penggerusan kelenjar hipofisa
        4.15 Pemutaran alat sentrifuse
        4.16 Pembuatan ekstrak kelenjar hipofisa
        4.17 Pengambilan kelenjar ekstrak hipofisa
        4.18 Penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa
        4.19 Pemasangan kakaban dikolam pemijahan cara Sunda
        4.20 Kolam pemijahan cara Cimindi
        4.21 Kolam pemijahan cara Magek
        4.22 Kolam pemijahan cara Kantong
        4.23 Kolam pemijahan cara Dubish
        4.24 Kolam pemijahan cara Hofer
        4.25 Diagram susunan kolam pemijahan bersekat
        4.26 Sampling benih ikan
        4.27 Pengemasan benih
        6.1 Disk mill
        6.2 Hammer mill
        6.3 Vertical mixer
        6.4 Horizontal mixer
        6.5 Alat penggiling daging
        6.6 Alur proses pembuatan pakan skala pabrikasi
        6.7 Silo
        6.8 Alat pengukur kadar air
        6.9 Peralatan pengukuran kadar protein
        6.10 Peralatan pengukuran kadar lemak
        6.11 Peralatan pengukuran kadar serat kasar
        6.12 Peralatan pengukuran kadar abu
        6.13 Metode pemberian pakan dengan tangan
        6.14 Ametode pemberian pakan dengan demand feeder
        7.1 Chlorella sp
        7.2 Tetrasemis sp
        7.3 Scenedesmus sp
        7.4 Skeletonema costatum
        7.5 Spirulina sp
        7.6 Brachionus sp
        7.7 Artemia salina
        7.8 Moina sp
        7.9 Daphnia sp
        7.10 Paramecium
        7.11 Tubifex sp
        7.12 Erlemeyer
        7.13 Cawan Petri
        7.14 Jarum ose
        7.15 Pipet kaca
        7.16 Tabung reaksi
        7.17 Mikroskop
        7.18 Bak fiber
        7.19 Aerator
        7.20 Daphnia sp (bagian-bagian tubuh)
        7.21 Kemasan cyst Artemia
        7.22 Perkembangbiakan Artemia
        7.23 Rotifera
        7.24 Daur hidup rotifer
        7.25 Tubifex
        7.26 Daur hidup tubifex
        8.1 Ichthyophthirius multifiliis
        8.2 Siklus hidup Ichthyophthirius multifiliis
        8.3 Trichodina tampak bawah
        8.4 Trichodina tampak atas
        8.5 Myxobolus sp
        8.6 Myxosoma sp
        8.7 Thellohanellus sp
        8.8 Henneguya sp
        8.9 Dactylogyrus sp
        8.10 Gyrodactilus sp
        8.11 Lernea sp
        8.12 Argulus indicus tampak bawah
        8.13 Saprolegnia sp
        8.14 Achlya sp
        8.15 Aeromonas sp
        8.16 Mekanisme kerja mekanik
        8.17 Penumpukan partikel pada media filter mekanik
        8.18 Filter air
        8.19 Dropsy pada ikan plati dan cupang
        8.20 Dropsy tampak samping
        8.21 Akumulasi cairan
        8.22 Contoh kasus kelainan gelembung renang
        8.23 Gejala umum ulcer
        8.24 Ikan terserang white spot

        DAFTAR TABEL untuk BUDIDAYA IKAN

        No. Judul Halaman
        1.1 Komoditas akuakultur yang sudah lazim dibudidayakan dalam system budidaya di Indonesia
        2.1 Perbandingan antara ukuran akuarium dengan ketebalan kaca
        2.2 Jenis pelampung dan lama pemakaian
        2.3 Ukuran mata jaring yang digunakan berdasarkan ukuran ikan yang dibudidayakan
        2.4 Perbandingan jumlah mata jarring yang harus dipotong dalam berbagai ukuran kantong jarring dan mata jaring.
        2.5 Dosis kapur tohor (CaO)
        3.1 Pengaruh suhu air terhadap respon konsumsi pakan
        3.2 Hubungan antara kadar oksigen terlarut dan suhu
        3.3 Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan
        3.4 Presentase ammonia bebas terhadap ammonia total
        3.5 Kriteria kualitas air Golongan C
        3.6 Parameter kualitas air untuk budidaya ikan dan peralatan pengukuran yang dapat digunakan
        4.1 Perbandingan strategi, keuntungan dan kerugian dari seleksi individu (A), seleksi within family (B) dan seleksi between family (C)
        4.2 Pengaruh silang dalam terhadap frekuensi genotype dan frekuensi alel dalam lokus
        4.3 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan mas
        4.4 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan mas matang gonad
        4.5 Ciri-ciri induk jantan dan betina ikan nila
        4.6 Dosis pengapuran untuk menetralkan dari berbagai
        jenis tekstur tanah dan pH awal yang berbeda
        4.7 Perkembangan stadia embrio ikan lele pada suhu 28oC
        4.8 Lama pemeliharaan ikan mas berdasarkan sistem pemeliharaan
        5.1 Kebutuhan energi untuk ikan Salmon
        5.2 Kebutuhan energi untuk Catfish
        5.3 Nama dan singkatan asam amino
        5.4 Kebutuhan asam amino essensial pada beberapa jenis ikan dalam % protein pakan
        5.5 Tingkat kebutuhan protein optimal (% berat kering pakan) pada beberapa jenis ikan budidaya
        5.6 Klasifikasi karbohidrat
        5.7 Nilai kecernaan karbohidrat berdasarkan kadar dan sumbernya oleh beberapa ikan budidaya
        5.8 Kebutuhan optimum karbohidrat dalam pakan untuk pertumbuhan beberapa ikan budidaya
        5.9 Nama umum asam lemak
        5.10 Kelompok asam lemak unsaturated jenuh
        5.11 Kebutuhan asam lemak essensial pada ikan
        5.12 Komposisi asam lemak essensial pada berbagai sumber lipid (g/100 g asam lemak)
        5.13 Penggolongan beberapa sumber vitamin A
        5.14 Kebutuhan vitamin A beberapa spesies ikan budidaya
        5.15 Kekurangan vitamin A pada beberapa jenis ikan
        5.16 Kebutuhan vitamin D beberapa spesies ikan budidaya
        5.17 Kebutuhan vitamin E beberapa spesies ikan budidaya
        5.18 Kriteria respon ikan terhadap pemberian vitamin E sesuai dengan kebutuhan ikan budidaya
        5.19 Gejala kekurangan vitamin E pada beberapa ikan budidaya
        5.20 Kebutuhan tiamin dalam pakan
        5.21 Tanda-tanda kekurangan tiamin A pada ikan budidaya
        5.22 Kebutuhan vitamin B2 dalam pakan ikan
        5.23 Tanda-tanda kekurangan riboflavin pada ikan budidaya
        5.24 Kebutuhan vitamin B6 dalam pakan ikan
        5.25 Tanda-tanda kekurangan piridoksin pada ikan budidaya
        5.26 Kebutuhan vitamin B5 dalam pakan ikan
        5.27 Tanda-tanda kekurangan asam pantotenat pada ikan budidaya
        5.28 Kebutuhan biotin dalam pakan ikan
        5.29 Tanda-tanda kekurangan biotin pada ikan budidaya
        5.30 Kebutuhan asam folat dalam pakan ikan
        5.31 Tanda-tanda kekurangan asam folat pada ikan budidaya
        5.32 Kebutuhan vitamin B12 dalam pakan ikan
        5.33 Tanda-tanda kekurangan vitamin B12 pada ikan budidaya
        5.34 Kebutuhan Niasin dalam pakan ikan
        5.35 Tanda-tanda kekurangan Niasin pada ikan budidaya
        5.36 Kebutuhan inositol dalam pakan ikan
        5.37 Tanda-tanda kekurangan inositol pada ikan budidaya
        5.38 Kebutuhan Kolin dalam pakan ikan
        5.39 Tanda-tanda kekurangan kolin pada ikan budidaya
        5.40 Kebutuhan vitamin C dalam pakan ikan
        5.41 Tanda-tanda kekurangan vitamin C pada ikan budidaya
        5.42 Kebutuhan mineral makro dalam pakan pada berbagai jenis ikan air tawar (mg/kg atau g/kg berat kering)
        5.43 Kebutuhan mineral mikro dalam pakan pada berbagai jenis ikan air tawar (mg/kg atau g/kg berat kering)
        5.44 Kebutuhan zat besi pada beberapa jenis ikan
        5.45 Kebutuhan mineral seng pada beberapa jenis ikan
        5.46 Kebutuhan mangan pada beberapa jenis ikan
        5.47 Kebutuhan mineral tembaga pada beberapa jenis ikan
        6.1 Beberapa jenis ikan berdasarkan kebiasaan makannya
        6.2 Kandungan nutrisi bahan baku nabati
        6.3 Kandungan nutrisi bahan baku hewani
        6.4 Kandungan nutrisi bahan baku limbah pertanian
        6.5 Rekomendasi penggunaan bahan baku untuk pakan ikan dan udang dalam %
        6.6 Jenis dan kandungan nutrisi bahan baku ikan karnivora
        6.7 Hasil analisa proksimat bahan baku
        6.8 Bahan baku pakan yang mengandung zat antinutrisi dan cara menghilangkan zat antinutrisi
        6.9 Acuan bentuk dan tipe pakan buatan untuk ikan budidaya
        6.10 Skedul pemberian pakan dalam usaha budidaya ikan
        6.11 Skedul pemberian pakan pada udang
        6.12 Jumlah pakan harian pudang dengan kelangsungan hidup 80%
        7.1 Komposisi pupuk pada media stok murni kultur algae
        7.2 Komposisi Trace Metal Solution
        7.3 Komposisi pupuk pada phytoplankton air tawar
        7.4 Komposisi pupuk phytoplankton semi masal
        7.5 Komposisi pupuk kultur missal
        7.6 Komposisi campuran vitamin pada media Dphnia
        7.7 Komposisi bahan kimia untuk membuat air laut kadar garam 5 permill
        7.8 Komposisi bahan kimia untuk membuat air laut kadar garam 30

        DAFTAR ISI untuk BUDIDAYA IKAN
        DAFTAR PUSTAKA untuk BUDIDAYA IKAN
        GLOSARI untuk BUDIDAYA IKAN
        DAFTAR GAMBAR untuk BUDIDAYA IKAN
        DAFTAR TABEL untuk BUDIDAYA IKAN
        Selengkapnya tentang Budidaya Ikan klik disini

        -